Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diusulkan, Jabatan Wakil Menkes

Kompas.com - 28/10/2009, 08:32 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Peneliti influenza A-H1N1 dari Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Prof Dr CA Nidom, mengusulkan adanya jabatan wakil menteri kesehatan yang khusus menangani penyakit yang akhir-akhir ini banyak bermunculan.

"Saya kira, Menkes itu hanya mengurusi masalah umum, seperti jamkesmas, sedangkan masalah penyakit juga semakin kompleks, maka perlu penanganan khusus," ungkap Nidom di Surabaya, Selasa (27/10).

Menurut staf pengajar Fakultas Kedokteran Hewan Unair itu, kompleksitas penyakit pada masa mendatang bersifat alamiah dan "kecelakaan", seperti bioterorisme, sehingga dapat berdampak ke ekonomi dan politik.

"Karena itu, saya kira perlu ada wakil menteri yang akan membantu Presiden dalam melakukan koordinasi lintas departemen dalam mengatasi masalah penyakit yang sudah bersifat lintas sektor dari manusia ke hewan dan sebaliknya," katanya.

Ia menilai, wakil menkes akan bertugas melakukan koordinasi antara departemen pertanian, departemen kehutanan, dan departemen peternakan.

"Selama ini, koordinasi itu dilakukan pejabat setingkat dirjen, tapi ke depan tidak cukup diatasi seorang dirjen karena penyakit yang bersifat kompleks memerlukan kerja sama lintas departemen yang hanya dapat ditangani wakil menteri," katanya.

Bahkan, di Amerika Serikat, pada beberapa waktu yang lalu, Presiden AS Barack Obama justru mengambil keputusan darurat flu babi.

"Keputusan Obama itu akan menggerakkan menteri dan dirjen terkait sehingga apa yang dilakukan Obama itu menyadarkan kita tentang pentingnya penanganan khusus masalah penyakit pada masa depan," katanya.

Ditanya tentang siapa wakil menkes yang pantas, ia mengaku hal itu menjadi hak prerogatif Presiden. Namun, bila mengacu pada kompleksitas tugas, wakil menkes hendaknya dari kalangan profesional, bukan politikus.

"Kalau perlu, wakil menkes nantinya menggerakkan riset bidang kesehatan melalui insentif bagi peneliti di bidang kesehatan sehingga kita akan menjadi bangsa yang mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan di dalam negeri," katanya.

Senada dengan itu, Direktur LBH Kesehatan Iskandar Sitorus, SH menyatakan, pemerintahan SBY-Boediono perlu fokus dalam penguatan manajemen Departemen Kesehatan  RI.

"Itu penting karena semakin tantangan, penanganan, dan peluang dalam kesehatan semakin kompleks, terutama dalam kaitan dengan penyakit, obat, alat, teknologi, lingkungan, sarana, tenaga, pembiayaan, dan kebijakan kesehatan bagi 220 jutaan rakyat," katanya.

Untuk itu, wakil menkes perlu diupayakan dalam pemerintahan SBY-Boediono bila memang ingin benar-benar meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com